‘Resilience’ (ketangguhan) adalah sebuah istilah yang digunakan dalam tugas pengasuhan/kesejahteraan anak, tapi apa arti sesungguhnya dari istilah ini, dan bagaimana kaitannya dengan pengalaman anak dan cara-cara yang paling baik untuk bekerja dengan anak.
Memahami Arti ‘Resilience’
Cara yang paling sederhana untuk mengetahui apa itu ‘resilience’ adalah memahaminya bahwa anak bukannya tidak dipengaruhi oleh hal-hal buruk yang terjadi atau kondisi yang sulit, tapi mereka memiliki kemampuan untuk bangkit dan berjuang apa pun yang terjadi.
Resilience itu tidak konstan, ia bisa saja berubah sewaktu-waktu dan berubah menurut keadaan. Tidak satu hal pun yang tunggal yang dapat membuat seorang anak itu kuat. Ada beberapa faktor (bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi) yang menentukan ketahanan seorang anak. Perlu juga diingat bahwa ‘resilience’ adalah hal yang bersifat pribadi dan unik bagi masing-masing anak, meskipun beberapa kelompok anak mungkin memiliki tingkat ketahanan yang sama karena pengalaman dan faktor-faktor yang sama.
Kerentanan berkaitan dengan ketahanan tapi tidak selalu berlawanan (meskipun kadang-kadang disalahartikan demikian), misalnya seorang anak rentan untuk diperdagangkan, tapi lebih tahan terhadap efek negatif dari perdagangan.
Faktor-faktor dan Kualitas yang Memengaruhi Ketahanan
Minat terhadap masalah ketahanan ini relatif masih baru-baru pada 10 tahun terakhir saja (dan terutama di 5 tahun terakhir) bahwa usaha-usaha telah diarahkan untuk memahami hal ini secara lebih mendalam. Oleh sebab itu, dalam beberapa hal pengetahuan tentang ketahanan masalah agak terbatas.
Kita dapat mengelompokkan faktor dan kualitas yang memengaruhi ketahanan dalam dua kategori : Psikologis dan Lingkungan. Namun demikian, kita harus ingat bahwa kedua kategori ini saling memengaruhi. Meskipun kita bisa menganggap keduanya sebagai daftar yang sederhana namun dalam kenyataannya kehidupan jauh lebih rumit. Misalnya, faktor lingkungan mungkin memiliki dampak yang dramatis terhadap kualitas psikologi dan sebaliknya.
Psikologis
Karakteristik psikologis yang dianggap berkaitan dengan ketahanan anak meliputi harga diri, kepercayaan diri dan rasa nilai diri (yakni keyakinan dalam diri mereka untuk berbeda dengan situasi mereka) dan sebuah repertoar dari pendekatan masalah sosial (misalnya, tidak merespons situasi dengan kemarahan).
Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan juga kelihatannya berdampak pada ketahanan anak, meskipun kadang-kadang alasan mengapa mereka lebih spekulatif. Pengasuhan yang kompeten dan hubungan yang baik dengan paling kurang satu pengasuh akan sangat membantu (meskipun disarankan bahwa dalam situasi bencana seorang anak yang sebelumnya lebih mandiri mungkin akan lebih baik). Adanya dukungan sosial baik dewasa atau sebaya formal dan informal juga kelihatannya merupakan sebuah faktor yang positif atau protektif. Pengalaman pendidikan yang lebih baik juga penting, barangkali karena ini menciptakan sebuah kesempatan untuk mengembangkan hubungan dan juga memiliki harapan untuk masa depan. Anehnya, ada indikasi bahwa keterlibatan dalam agama / kepercayaan yang terorganisir juga dapat meningkatkan ketahanan, meskipun tidak bisa diketahui mengapa demikian. Gagasan tentang ini meliputi bahwa ini dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan pengasuhan atau bahwa ini dapat memberikan sebuah kerangka di mana seorang anak dapat membenarkan pengalaman mereka.
Jika kita mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan, ada beberapa hal yang dapat kita lihat tentang anak yang lebih tahan dari anak lainnya, seperti:
- Hubungan yang positif dengan pengasuh dewasa dan rekan sebaya dan interaksi yang mudah dengan mereka;
- Kemampuan untuk mencari tokoh panutan yang positif;
- Tingkat kemandirian yang tepat (mengingat usia dan kapasitas pengembangan), namun punya kemampuan untuk mencari bantuan bila diperlukan;
- Keterlibatan reguler dalam permainan yang aktif atau minat yang aktif dalam hobi dan aktivitas;
- Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan;
- Tergantung dari usia dan perkembangan, kecenderungan untuk berpikir sebelum bertindak;
- Kecenderungan untuk bertindak atau mengendalikan aspek-aspek kehidupan mereka, sejauh mereka bisa;
- Gagasan / mimpi-mimpi yang positif tentang masa depan;
- Rasa kebersamaan dan rasa dihargai.
Seorang anak yang tahan memiliki tiga ciri antara lain :
- Perasaan nilai pribadi;
- Rasa efektivitas pribadi yakni bahwa mereka memiliki pengendalian terhadap kehidupan mereka dan berbeda dengan orang lain;
- Sejumlah keterampilan pemecahan masalah sosial
Dikutip dari berbagai sumber
Baca juga:
|| Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Darul Hadlonah Boyolali || LKSA || PSAA || Panti Asuhan || Darul Hadlonah ||
does titanium have nickel in it? - TiNaniumArts
ReplyDeleteThe titanium astroneer stainless steel titanium apple watch handle works with the steel head plates to impart the force used ford edge titanium of used ford fusion titanium the razor blade to the blade. · Stainless steel. · Stainless titanium exhaust tubing steel. · Steel.