Wednesday, October 23, 2019

Memahami Perilaku Anak


Seorang anak dilahirkan ke dunia ini bagaikan selembar kertas putih, tanpa mengetahui seperti apa warna dunia yang akan hadir di dalam kertas tersebut. Orangtua dan lingkungan sangat berperan dalam memberikan warna pada kehidupan anak. Dari orangtua dan lingkunganlah mereka  belajar mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Pembentukan perilaku atau karakter anak dimulai sejak usia dini melalui kebiasaan sehari-hari di rumah  bersama orangtua, saudara kandung, keluarga lainnya dan teman bermain, juga di sekolah (TAS, TPA, TK, PAUD, TPA, RA).

Cara Meningkatkan Perilaku Baik Anak

Seringkali orangtua hanya memberikan perhatian ketika anak berkelakuan buruk dan cenderung lupa memberikan perhatian pada perilaku baik anak. Dalam kondisi tersebut anak akan merasa bahwa dengan melakukan hal yang buruk ia akan mendapatkan perhatian dari orangtua. Berikut ini merupakan beberapa cara agar orangtua dapat meningkatkan perilaku baik anak dan sedikit demi sedikit akan mengurangi perilaku buruk anak.

   A. Memuji perilaku baik anak
Seorang anak memerlukan dorongan positif dari orangtuanya, seperti sebuah tanaman yang membutuhkan air untuk terus hidup. Dorongan positif ini dapat diberikan melalui pujian. Jangan ragu untuk memuji anak atau memberitahu kepada anak bahwa orangtua merasa senang akan hal baik yang telah dilakukan anak.
Ketika orangtua sering menunjukkan rasa senang, mengucapkan pujian dan terima kasih setelah anak melakukan hal baik atau setelah anak melakukan hal yang diharapkan orangtua, maka anak akan mengetahui mana perilaku yang baik dan mana yang tidak baik. Selain itu anak juga akan terdorong untuk melakukan lagi hal baik tersebut. Namun jika orangtua tidak memberikan respon yang baik (memuji) terhadap perilaku baik tersebut, maka anak akan menganggap hal yang dilakukannya tersebut tidaklah penting

   B. Memberikan penghargaan
Jika orangtua merasa anak telah melakukan sesuatu yang baik, tidak ada salahnya sesekali memberikan penghargaan kepada anak. Saat anak mendapatkan penghargaan karena ia telah melakukan hal baik maka penghargaan tersebut akan mejadi motivasi bagi anak untuk terus melakukan hal baik tersebut. Orangtua bisa memberikan penghargaan sederhana dan tidak memerlukan biaya mahal, misalnya memijat anak, memasak makanan kesukaannya atau mengajaknya bermain bersama.
Namun, orangtua juga perlu cermat dalam memberikan penghargaan kepada  anak. Seringkali anak berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya dengan menangis, menjerit, berteriak, memukul, dan sebagainya. Hal tersebut membuat orangtua menjadi bingung, tidak sabar, dan kesal menghadapi mereka, bahkan terkadang merasa malu, dan pada akhirnya menuruti permintaan anak. Anak  menggunakan cara-cara tersebut karena ia belum tahu seperti apa seharusnya bersikap dengan lebih  baik jika ia menginginkan sesuatu. Orangtua dapat mengatakan dengan tegas kepada anak bahwa ia  akan mendapatkan apa yang diinginkannya hanya jika ia berkelakuan baik.
Selain itu, menceritakan hal baik yang telah dilakukan anak kepada anggota keluarga lainnya dihadapan anak tersebut akan membuat anak merasa ia mendapatkan dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk terus berbuat baik.

Dampak dari Kekerasan Fisik dan Non Fisik Terhadap Anak

Banyak orangtua yang merasa bingung menghadapi perilaku buruk anak hingga pada akhirnya  mengambil cara singkat dengan menggunakan kekerasan kepada anak, misalnya dengan memukul, mencubit, menjewer, membentak dan memaki anak. Orangtua berfikir bahwa dengan menggunakan kekerasan maka anak akan berhenti melakukan hal buruk, padahal tanpa disadari kekerasan tersebut tidak menghentikan perilaku buruk melainkan membuat anak semakin merasa tertantang untuk melakukan lagi perilaku buruk tersebut. Lebih jauh lagi, tindakan tersebut dapat memunculkan perilaku buruk lainnya.
Orangtua  perlu  mengetahui  dampak  dari menggunakan kekerasan (terutama dampak kekerasan  fisik kepada anak), diantaranya adalah :
  • Anak akan menganggap bahwa memukul, mencubit, atau menyakiti orang lain adalah hal yang boleh  dilakukan ketika merasa marah.
  • Memukul dapat menyakiti tubuh anak. Orangtua terkadang tidak menyadari kekuatan yang digunakan saat memukul seseorang yang tubuhnya jelas lebih kecil dari orang dewasa.
  • Kekerasan tidak mengajarkan kepada anak bagaimana cara merubah perilaku  buruk  mereka, tetapi membuat anak merasa takut kepada orangtua, merasa dipermalukan dan bingung. Bahkan terkadang anak mencari cara agar tidak ketahuan orangtua bahwa ia masih melakukan kebiasaan buruknya tersebut. Bagi anak yang mencari perhatian dengan melakukan hal-hal buruk, kekerasan fisik yang dilakukan orangtua akan menjadi bentuk perhatian yang dicarinya. Anak akan beranggapan bahwa daripada ia tidak mendapatkan perhatian sama sekali maka lebih baik ia bertingkah buruk agar mendapat perhatian.
  • Kekerasan dapat menyebabkan anak menjadi agresif, pemarah, dan tidak patuh. Mengurangi perilaku buruk anak tanpa menggunakan kekerasan harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya bagi anak usia di bawah 2 tahun akan lebih efektif jika orangtua mengubah lingkungan sekitar anak agar menjadi lebih aman sehingga ia terhindar  dari melakukan hal-hal yang membahayakan. Sementara bagi anak yang lebih besar, perilaku buruk dapat dikurangi dengan memberikan penjelasan terhadap akibat dari perilakunya tersebut dan membuat peraturan bersama. Hal tersebut akan lebih baik daripada hanya memberikan hukuman ('Parent Effectiveness Training, Thomas Gordon, 2000)
Berikut ini adalah beberapa cara lain yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari anak melakukan hal yang tidak diharapkan oleh orangtua :
  • Menyediakan  kesempatan bermain  yang  banyak (kegiatan positif). Ketika anak disibukkan dengan melakukan hal yang disukainya (bermain), maka mereka akan terhindar  dari kemungkinan melakukan hal-hal yang "menggangu" orangtua.
  • Membatasi kegiatan anak  yang akan mengganggu atau kurang baik. Ada saat dimana  orangtua  sebaiknya membatasi kegiatan anak untuk  menghindari  anak menjadi terlalu Ielah dan membuatnya menjadi "rewel". Misalnya saat mendekati waktu tidur. Terkadang, tanpa sadar orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal seperti terlalu banyak bermain sesaat sebelum anak tidur, kemudian saat tidur, orangtua berharap anak menjadi tenang dan bisa dikontrol. Pada saat seperti itu  sebaiknya orangtua berusaha  mengurangi  kegiatan  anak, mengajaknya mulai membereskan mainan terlebih dahulu, menggendong anak yang masih  kecil, membuat mereka lebih santai. Orangtua juga dapat memberikan kesempatan dan peringatan lebih awal sebelum anak akan melakukan aktivitas selanjutnya, misalnya saat waktu untuk tidur telah tiba sedangkan anak masih sibuk bermain, orangtua dapat mengingatkan lebih awal dengan mengatakan "5 menit lagi kita akan tidur, besok kamu bisa bermain lagi".
Cara Mengurangi Perilaku Buruk Anak

Ketika anak sudah lebih besar, yaitu telah memahami instruksi sederhana dari orangtua, orangtua  dapat menggunakan "kata-kata" atau kalimat sederhana untuk mengatasi perilaku buruk anak. 

Yang terpenting adalah orangtua memiliki sikap dan tindakan yang konsisten dalam menghadapi perilaku anak. Sikap konsisten dari orangtua sangat menentukan perubahan perilaku buruk anak. Maksudnya adalah ketika anak dan orangtua sudah menyepakati akibat atau hal apa yang akan diterimanya jika  berkelakuan  buruk  maka orangtua  harus tetap melaksanakan hal tersebut. Anak  pasti akan mencoba untuk tidak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, namun orangtua harus tetap bisa secara konsisten (tegas) menerapkan apa yang telah disepakati bersama.

Dikutip dari berbagai sumber

|| Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Darul Hadlonah Boyolali || LKSA || PSAA || Panti Asuhan || Darul Hadlonah ||

0 komentar:

Post a Comment