Anak atau remaja yang menjadi penyalahguna NAPZA, biasanya memiliki ciri-ciri pribadi yang rentan. Remaja yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA ditandai dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
- Mudah Kecewa
- Melakukan hal yang disukai tanpa batas
- Memiliki kepribadian lemah
- Kurang motivasi untuk berkarya
- Senang jalan pintas
- Mengabaikan peraturan
- Tidak sabar dalam pemuasan keinginan
- Mudah percaya pada orang lain
- Mudah bosan dan tidak toleran
- Rendahnya penghayatan keagamaan
- Tidak berani menghadapi tantangan
- Mempunyai gangguan kejiwaan
- Tidak mampu mengatasi masalah
- Suka merokok
- Menderita gangguan tingkah laku
- Berteman dengan peminum
- Prestasi rendah dan malas belajar
- Berteman dengan penyalahguna NAPZA
- Tidak diterima teman sebaya
- Diterlantarkan oleh keluarga
Berdasarkan hal tersebut, terdapat faktor yang menyebabkan remaja menjadi penyalahguna NAPZA, yaitu:
Faktor internal individu
Meliputi beberapa aspek, yaitu lemahnya kepribadian remaja, dinamika relasi khusus antara faktor psikis dan fisik yang kurang menguntungkan remaja, refleksi sikap yang menentang, perkembangan emosi yang tidak stabil, tidak mampu menyesuaikan diri, menderita ganguan tingkah laku sejak kecil, kurang pengalaman karena faktor usia, pemahaman yang salah, dan kurangnya pemahaman agama
Faktor Eksternal atau Lingkungan
Antara lain ketidakharmonisan hubungan antara orang tua, orang tua terlalu menekan anak, perselisihan antar saudara, pengaruh pergaulan yang buruk, dan dampak negatif dari keadaan sekolah, serta pengaruh negatif lingkungan terhadap perkembangan kepribadian
Anak Terinfeksi HIV/AIDS
Terdapat beberapa faktor yang menempatkan anak pada resiko penularan virus HIV, sebagai berikut :
- Ketidakberdayaan dalam hubungan seksual, baik dengan orang dewasa maupun dengan teman-teman sebaya mereka.
- Tekanan-tekanan psikologis, fisik dan sosial/kultural untuk terlibat dalam perilaku-perilaku yang tidak aman, seperti hubungan seks yang tidak terlindungi dan pemakaian NAPZA jarum suntik, paksaan dari orang tua atau orang dewasa lainnya yang seringkali dengan menggunakan kekerasan.
- Kurangnya pengetahuan tentang HIV dan AIDS, penyakit yang ditularkan secara seksual dan informasi kesehatan yang terkait dengannya.
- Pemahaman dan keterampilan yang tidak memadai untuk menghindari atau menanggapi situasi-situasi dimana terdapat resiko tinggi untuk tertular, termasuk buruknya keterampilan hidup untuk berkomunikasi, mengidentifikasi bahaya, perlindungan diri, pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
- Kurangnya pengenalan terhadap pelayanan-pelayanan kesehatan dan sumber-sumber informasi, dukungan dan perlindungan potensial lainnya dan kurangnya rasa percaya diri, adanya rasa takut sehingga menjadi kendala dalam menjangkau pelayanan-pelayanan tersebut.
- Sikap-sikap religius dan kultural yang mencegah penggunaan kondom.
- Tekanan ekonomi, ketiadaaan tempat tinggal, dan kurangnya kesempatan dan aktivitas sumber pendapatanalternatif, sehingga mengarahkan kepada ketertarikan kepada prostitusi atau keterlibatan dalam penggunaan atau perdagangan NAPZA jarum suntik.
Anak yang mengalami kekerasan, eksploitasi, pelecehan dan penelantaran akan mengalami resiko sebagai berikut :
- Usia yang pendek.
- Kesehatan fisik dan mental yang buruk.
- Masalah pendidikan (termasuk keluar dari sekolah).
- Kemampuan yang terbatas sebagai orang tua kelak.
- Menjadi gelandangan.
- Anak akan kehilangan hal yang paling mendasar dalam kehidupannya dan pada gilirannya berdampak sangat serius pada kehidupan anak di kemudian hari, antara lain : Cacat tubuh permanen dan Kegagalan belajar.
- Gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian.
- Konsep diri yang buruk dan ketidakmampuan untuk mempercayai atau mencintai orang lain.
- Pasif dan menarik diri dari lingkungan, takut membina hubungan baru dengan orang lain.
- Agresif dan kadang-kadang melakukan tindakan kriminal.
- Menjadi penganiaya ketika dewasa.
- Menjadi penyalahguna NAPZA.
- Kematian
Dampak secara fisik
NAPZA dapat mengakibatkan kerusakan fisik seperti: gagal ginjal; perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati; radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru; rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, hepatitis C, dan HIV/AIDS; cacat janin; impotensi; gangguan menstruasi; pucat akibat kurang darah (anemia); penyakit lupa ingatan/pikun; kerusakan otak; pendarahan lambung; radang pankreas; radang syaraf; mudah memar; gangguan fungsi jantung; bahkan menyebabkan kematian.
Dampak secara psikologis
Penyalahgunaan NAPZA mengakibatkan gangguan psikologis seperti: emosi tidak terkendali; curiga berlebihan sampai pada tingkat waham (tidak sejalan antara pikiran dengan kenyataan); selalu berbohong; tidak merasa aman; tidak mampu mengambil keputusan yang wajar; tidak memiliki tanggung jawab; kecemasan yang berlebihan dan depresi; ketakutan yang luar biasa; dan hilang ingatan (gila).
Dampak secara sosial
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan problema sosial seperti: hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu; mengganggu ketertiban umum; selalu menghindari kontak dengan orang lain; merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif; tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada; melakukan hubungan seks secara bebas; tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada; melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual; dan mencuri.
Dampak HIV dan AIDS pada kehidupan anak-anak mengarah kepada penderitaan, tragedi dan terpangkasnya kehidupan muda.kondisi-kondisi ini dapat diihat sebagai berikut:
- Anak menjadi yatim piatu karena kematian orang tua mereka oleh HIV dan AIDS
- Anak seringkali mendapatkan perlakuan diskriminasi, baik yang dialaminya langsung maupun tidak langsung dengan melihat perlakuan orang lain terhadap orang tuanya yang terinfeksi HIV.
- Anak mengalami pengucilan dari keluarga besarnya, teman-temannya, dilingkungan sekolah, dan masyarakat secara luas.
|| Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Darul Hadlonah Boyolali || LKSA || PSAA || Panti Asuhan || Darul Hadlonah ||
0 komentar:
Post a Comment