Boyolali – Mendengar kata jenazah, bagi sebagian orang adalah hal yang menakutkan,
apalagi merawat jenazah. Banyak orang menghindari kegiatan ini sehingga acara
merawat jenazah sering dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yang biasanya
adalah orang-orang tua. Kadang dengan berbagai alasan, acara merawat jenazah
sering dilimpahkan pada organisasi perawatan jenazah. Padahal kewajiban orang
Islam atas saudaranya yang meninggal adalah merawat jenazahnya. Terlebih lagi
merawat jenazah itu hukumnya Fardhu Kifayah yaitu wajib bagi sesama umat Islam,
akan tetapi jika sebagian umat muslim telah melaksanakan kewajiban itu, maka
gugur kewajiban bagi muslim yang lain.
Untuk
menghindari kelangkaan perawat jenazah, LKSA Darul Hadlonah sebagai salah satu
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak mengenalkan cara merawat jenazah pada para
anak asuhnya, Ahad (15/2). Materi merawat jenazah merupakan salah satu
bagian dari pelajaran Diniah Fiqih. Sebagai bagian dari masyarakat, sudah seharusnya setiap muslim
mengetahui dengan benar bagaimana cara merawat jenazah mulai dari memandikan,
mengafani, menyolatkan dan menguburkan jenazah. “Kegiatan ini diadakan agar
anak-anak dapat praktik langsung cara merawat jenazah. Selain juga untuk
menghindari ketakutan anak-anak pada jenazah,” kata Dra. Zuhrotun sebagai pemandu kegiatan ini sekaligus Ketua LKSA Darul
Hadlonah. Zuhrotun menambahkan bahwa dengan belajar cara
merawat jenazah, anak-anak dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
acara takziah, paling tidak anak-anak tidak hanya duduk-duduk mengobrol, namun
mereka juga membantu menyiapkan perlengkapan untuk merawat jenazah. Lambat laun
diharapkan anak-anak tersebut mempunyai keberanian untuk merawat jenazah.
Merawat
jenazah dalam Islam sangat penting. Untuk itu wajib bagi umat Islam untuk
mengajarkan tata caranya pada generasi setelahnya. Regenerasi sangat perlu
untuk dilakukan mengingat anak-anak muda semakin tidak mengenal bagaimana cara
merawat jenazah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa
yang takziah hingga dishalatkan, maka ia mendapat pahala satu qirat, dan barang
siapa yang menghadirinya sampai dikuburkan, maka baginya mendapatkan pahala dua
qirat.” Ketika Rasulullah SAW ditanya sahabat apakah dua qirat itu? Beliau
menjawab, “Laksana dua bukit besar” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah,
sudah seharusnya LKSA sebagai institusi Islam menyapkan anak didiknya untuk
mendapatkan pahala dua qirat seperti yang dijanjikan Allah SWT. Amin.
0 komentar:
Post a Comment